Profil Kecamatan Kutowinangun

Profil Kecamatan Kutowinangun
PROFIL KECAMATAN KUTOWINANGUN
Letak Geografis
Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen secara geografis terletak antara 7o45’ Lintang Selatan dan 109o37’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebelah Utara – Kecamatan Poncowarno; sebelah Selatan – Kecamatan Ambal; sebelah Barat – Kecamatan Kebumen ; dan sebelah Timur Kecamatan Prembun. Luas wilayah Kecamatan Kutowinangun adalah 33,73 km2 Desa terluas adalah Desa Lumbu sebesar 328 Ha atau 9,72 persen dari luas kecamatan dan desa paling kecil adalah desa Lundong sebesar 101 Ha atau 2,99 persen dari luas wilayah kecamatan dan Kondisi wilayah semua hampir semuanya terletak didataran rendah dengan ketinggian 13 m diatas permukaan laut beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 26 - 33 derajat Celcius, curah hujan selama tahun 2019 sebesar 1.272 mm3 dan hari hujan sebanyak 64 hari. Jumlah hari hujan terbanyak ada di bulan Januari yaitu sebanyak 14 hari dengan curah hujan 450 mm3. Rata-rata curah hujan di tahun 2019 sebesar 106 mm3 dengan rata-rata hari hujan 5 hari
Letak Administratif
Secara administrasi Kecamatan Kutowinangun terdiri Wilayah administrasi Kecamatan Kutowinangun terbagi dalam 19 Desa dengan 14 Desa berstatus daerah perdesaan dan 5 Desa berstatus daerah perkotaan yang terdiri dari 78 Dusun, 80 RW dan 245 RT. Pada tahun 2020, dengan jumlah Aparatur Pemerintahan Desa di lingkungan Pemerintahan Desa di Kecamatan Kutowinangun sebanyak 543 orang yang terdiri dari 18 orang Kepala Desa, 18 orang Sekretaris Desa, 58 Orang Kepala Urusan, 54 Pelaksana Teknis (Kasie, Staf) dan 403 Pelaksana Kewilayahan (Kadus, Ketua RT, Ketua RW)
Demografi
jumlah penduduk Kecamatan Kutowinangun berdasarkan sensus penduduk di tahun 2020 sebanyak 47.518 jiwa yang terdiri dari 24.090 jiwa penduduk laki-laki dan 23.428 jiwa penduduk perempuan. Sementara itu besarnya angka rasio penduduk berjenis kelamin laki-laki terhadap penduduk berjenis kelamin perempuan sebesar 102,82 %. Ini menunjukan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan penduduk perempuan, Kepadatan penduduk di Kecamatan Kutowinangn tahun 2020 mencapai 1.409 jiwa/km2 yang artinya setiap 1 km2 luas wilayah di Kecamatan Kutowinangun dihuni oleh 1.409 jiwa. Dari 19 Desa yang ada di wilayah Kecamatan Kutowinangun, Desa Kutowinangun mempunyai jumlah penduduk terbanyak dengan presentase penduduk 8,94 % atau sebanyak 4.250 jiwa. Kemudian disusul oleh Desa Kuwarisan dengan presentase penduduk 7,52 % atau sebanyak 3.575 jiwa dan Desa Babadsari 7,51 % atau sebanyak 3.567 jiwa. Desa yang memeliki jumlah penduduk terkecil yaitu Desa Pesalakan sebanyak 1.160 jiwa atau sekitar 2,44 % dari total penduduk yang ada di Kecamatan Kutowinangun.
Pertanian
Dari Data Kecamatan Kutowinangun Dalam Angka 2021 Kecamatan Kutowinangun merupakan salah satu penyumbang tercukupkannya ketersedian bahan pangan di Kabupaten Kebumen, terutama untuk komoditas padi. Pada tahun 2019, jumlah produksi padi di Kecamatan Kutowinangun sebesar 15.649,84 ton dengan luas panen 2.714 hektar. Selain sebagai produsen padi, Kecamatan Kutowinangun juga merupakan produsen berbagai tanaman palawija (jagung, ubi kayu, kacang tanah, dan kacang hijau). Pada tahun 2019, produksi jagung mencapai 228,36 ton dengan luas panen 44 hektar. Untuk produksi ubi kayu mencapai 1.703,20 ton dengan luas panen sebesar 80 hektar. Sedangkan untuk produksi kacang tanah sebesar 27,75 ton dengan luas panen 25 hektar dan untuk produksi kacang hijau sebesar 339,30 ton dengan luas panen 290 hektar.
Untuk komoditas hortikultura terutama sayuran, jenis sayuran yang paling banyak produksinya yaitu kacang panjang sebesar 24,67 kwintal dengan luas panen 9 hektar. Untuk komoditas perkebunan banyaknya produksi kelapa 1.065,70 ton dan produksi tembakau sebanyak 21,00 ton. Jumlah populasi ternak yang banyak di Kecamatan Kutowinangun adalah jenis sapi potong sebanyak 603 ekor dan kambing /domba sebanyak 1.156 ekor. Untuk populasi jenis unggas yang banyak diternak yaitu ayam kampung sejumlah 25.238 ekor dan itik sejumlah 1.491 ekor
Dari Luas wilayah sebesar 3.373 Ha atau 33,73 Km2, Luas lahan di Kecamatan Kutowinangun terdiri dari 1.435,71 Ha atau 42,6 persen lahan sawah dan lahan kering sebesar 1.9737,29 Ha atau 57,4 persen sedangkan sistem irigasinya sebagian besar menggunakan irigasi teknis yang bisa ditanami Padi dua kali dalam setahun yaitu seluas 906,96 Ha dan tadah hujan seluas 528,75 Ha yang hanya bisa ditanami padi sekali setahun.
Industri
Berdasarkan data Podes 2020, jumlah industri yang ada di Kecamatan Kutowinangun sebanyak 643 perusahaan/usaha yang terdiri dari 111 industri barang dari kayu, 26 industri barang dari logam atau bahan logam, 96 industri dari kain, 106 industri gerabah/keramik/batu, 35 industri anyaman, 252 industri makanan dan minuman dan 17 industri barang dari kain. Jumlah kantor pos dan perusahaan/agen jasa ekspedisi swasta di Kecamatan Kutowinangun ada 4 yang beroperasi, 1 kantor pos dan 3 perusahaan ekpedisi swasta. Untuk menunjang layanan komunikasi telepon seluler di wilayah Kecamatan Kutowinangun, terdapat 10 menara telepon seluler (BTS) yang ada di 7 desa.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana ekonomi yang ada di Kecamatan Kutowinangun yaitu 5 lembaga keuangan, 8 kelompok pertokoan, 2 pasar dengan bangunan permanen, 3 pasar dengan bangunan semi permanen, 8 minimarket/swalayan, 21 restoran/rumah makan, 789 toko/warung kelontong dan 159 warung/kedai makanan. Lembaga keuangan yang ada di Kecamatan Kutowinangun terdiri dari 3 unit Bank Umum, 2 unit Bank Perkreditan Rakyat (BPR), 7 unit Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) dan 1 unit Pegadaian. Sementara dari segi pendidikan berdasarkan data dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementrian Agama (Kemenag), di wilayah Kecamatan Kutowinangun terdapat fasilitas pendidikan untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebanyak 42 sekolah yang terdiri dari 18 Pos PAUD/KB dan 24 TK/RA/BA. Sedangkan untuk jenjang pendidikan dasar terdapat 42 sekolah yang terdiri dari 34 SD/MI dan 8 SMP/MTs. Untuk jenjang Pendidikan menengah, di Kecamatan Kutowinangun terdapat 7 sekolah yang terdiri dari 4 SMA/MA dan 3 SMK.
Visi dan Misi
Visi
Sesuai Visi Bupati Kebumen "Mewujudkan Kabupaten Kebumen Semakin Sejahtera, Mandiri, Berakhlak Bersama Rakyat"
Misi adalah :
- Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik melalui pelayanan birokrasi yang responsif serta penerapan e- gov dan open-gov terintegrasi;
- Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya;
- Mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui pengembangan potensi sumber daya alam, pariwisata dan kearifan lokal yang berbasiskan agrobisnis dan ekonomi kerakyatan;
- Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
- Mewujudkan masyarakat yang rukun, berbudaya dan bermartabat
Mengacu pada Misi Bupati Kebumen, Kecamatan Kutowinangun Melaksanakan Misi ke-1
" Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui pelayanan birokrasi yang responsive serta penerapan e-gov dan open-gov yang terintegrasi. "
Sejarah
- Nama Kutowinangun tidak bisa dilepaskan dari nama tokoh Pangeran Mangkubumi yang merupakan seorang bangsawan Mataram, adik Sultan Agung Hanyokrokusumo ( Raja Mataram) Putra ketiga dari istri pengrambi Panembahan Senopati (Raja Pertama Kerajaan Mataram) yang menjabat dalam bidang pengadilan ( jaksa agung dan hakim agung ) sekaligus penasehat agung kerajaan pada masa kepemimpinan Sunan Amangkurat I meninggalkan kerajaan akibat perselisihannya dengan raja yang bertindang sewenang-wenang hingga akhirnya sampai menetap di desa Karang dengan mengganti namanya menjadi Kyai Bumi ( Kyai Bumi Dirjo ) hingga wafatnya, dan Tokoh Ki Margonoyo yang merupakan cucu dari Kyai Bumi yang diangkat sebagai pemimpin di Kutowinangun dengan sebutan Demang Honggoyudo, serta tokoh Jaka Sangkrip alias Surawijaya yang pada saat menjabat Mantri Gladag oleh Raja Mataram (Kartasura) diberi nama Kiai Honggowongso karena atas jasanya memadamkan pemberontakan Damar Wulan dan Menak Koncar di Banyumas yang kemudian diambil sebagai menantu oleh patih Kartasura dan diangkat sebagai Bupati Sewu Numbak Anyar bergelar Tumenggung Arung Binang di Surakarta.
- Dalam Perjalanan Sejarah Kutowinangun dikutip dari Buku Jejak Kesejarahan Kebumen yang diterbitkan oleh Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2018 BAB II Penelusuran Jejak Kesejarahan Kebumen dalam sumber cerita Rakyat (Folklore) Bahwa pada Masa Kerajaan Mataram Nama Kutowinangun tahun 1678 semula bernama Désa Karangwono yang pada saat itu merupakan sebuah daerah kecil yang dipimpin oleh Ki Ragil atau Pangeran Haryo Prawirobumi II putra Ki Bekel atau Pangeran Haryo Prawirobumi I (Pangeran Maduretno) cucu kyai Bumi Dirjo dan berada dalam masa Pemerintahan Kadipaten Panjer Rooma Dibawah kepemimpinan Ki Kertowongso atau Kiai Gede Panjer Rooma III atau Kanjeng Raden Adipati Tumenggung ( K.R.A.T ) Kolopaking I yang memerintahkan para senopati nya agar mengumpulkan para Pemuda untuk dilatih dan dijadikan prajurit Panjer Rooma yang Pusat pelatihannya berada di Desa Karangwono, serta menugasi Ki Margonoyo untuk melayani segala keperluan perlengkapan senjata dan konsumsi para prajurit Panjer Rooma tersebut.
- Dalam perkembangannya Desa Karangwono yang menjadi pusat penggemblengan prajurit yang semula sepi kemudian dirombak dan dibangun kembali beberapa tempat pelayanan masyarakat hingga menjadi désa yang ramai dan kemudian Desa Karangwono tersebut diganti namanya menjadi Kutho Winangun yang berasal dari kata KUTO yang artinya (Kota) WINANGUN yang artinya ( Membangun ) serta oleh K.R.A.T Kolopaking I Ki Margonoyo atau Ki Honggoyudo diangkat sebagai pemimpin dengan sebutan Demang Kutowinangun dibawah Kadipaten Panjer Rooma.
Sumber : https://kec-kutowinangun.kebumenkab.go.id/index.php/web/post/118/sejarah-kutowinangun